Kepala Desa (Kades) Wonodoyo, Widodo, mengemukakan talud dan jembatan tersebut dibangun dengan menggunakan dana PNPM serta swadaya masyarakat dengan nilai sekitar Rp136 juta. Pembangunan dua sarana itu merupakan pengalihan jalur drainase menjadi talut jembatan. Sedianya, talut dan jembatan itu diresmikan, menyusul pembangunan yang sudah selesai. Sayangnya, talut tersebut keburu ambrol saat hujan deras beberapa hari terakhir ini.
“Baru saja selesai pembangunannya malah ambrol dulu,” ujar Kades kepada wartawan, Jumat (14/12/2012).
Penyebab ambrolnya talut dan retaknya jembatan diduga karena kondisi tanah di kawasan itu yang cukup labil. Selain itu, pemadatan tanah untuk talud diduga juga kurang sempurna, sehingga ketika curah hujan tinggi menyebabkan tumpukan bronjong dan talud di atasnya jebol dan merekah. Untungnya rekahan talut tidak sampai menggerus badan jalan seluruhnya, sehingga jalan masih dapat dilintasi kendaraan roda empat. Hanya saja pengendara diminta untuk ekstra hati-hati supaya tidak celaka dan membuat kerusakan semakin parah.
Camat Cepogo, Siti Askariyah, membenarkan adanya kerusakan pada talud dan jembatan tersebut.
“Kami sudah meninjau lokasi kerusakan. Kami sudah meminta kades desa setempat untuk mendata kerusakan dan mengajukan paket bantuan rehabilitasi rekonstruksi (RR) bencana erupsi Merapi,” ungkapnya.
Camat menambahkan jalur tersebut menjadi satu-satunya akses yang mudah dijangkau warga Desa Wonodoyo menuju ke kantor kecamatan. Diakuinya, selama ini sebagian wilayah Kecamatan Cepogo merupakan daerah rawan bencana alam.
Selain bencana erupsi Gunung Merapi, bencana longsor juga sering terjadi di sejumlah daerah termasuk di beberapa dukuh di Desa Wonodoyo.
[BOYOLALI] Selesai dibangun, Malah Ambrol
Reviewed by yuda djava
on
03:37
Rating: